Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Mama Rembulan Malamku

Gambar
Mama Rembulan Malamku Oleh : Maria Yohana Juita Mama  Setiap katamu selalu mengajarku  Arti sebuah kebaikan Caramu yang lembut bak embun pagi  Menyegar kata di kala berkisah Suguhan pagi terasa lengkap dengan tema syukur yang sering engkau lantunkan Bersama lilin putihmu di depan simpuhmu Mama  Dalam relung jiwamu tak sedikitpun lupa akan anakmu Selalu bercerita tentang segalanya  di dihapan-Nya Ungkapan hati yang menjadi harapanmu untuk aku di esok hari Segala mimpi malammu masih tentang aku bermekar hari yang akan datang Berharap cahaya selalu menerpa setiap hempasan langkahku  Mama  Setiap rembulan malam engkau selalu bersyair akan sinar dibalik gelap Seperti Doamu untuk terus berkarya meski ujian selalu bergilir Nasihatmu yang tak terbeli dengan rupiah Namun terus berkasih dalam ketulusan Tak terbayar dengan berlian melain nyata yang terpancar melengkapi suka cita Yang mengalir di setiap waktu bergulir Terima kasih untuk cinta dan kasih...

Untukmu Yang Tercinta

Gambar
Untukmu Yang Tercinta Oleh : Maria Yohana Juita  Ruteng, 14 Agustus 2019 Mengulangnya tanpa letih untuk menyatakan  Aku mencintaimu tanpa isyarat  Setiap kali rembulan bersinar di kehingan malam Di bawah langit yang sama dengan barisan sendu yang menyiur  Masih kuingat candamu membalut sukaku  Mana Kala percikan sinar itu menghias di malam itu  Aku mencintaimu  Dengan bisikan kata yang menjamu  Yang tidak sedikitpun bosan untuk terus kau nyatakan Lewat puisi yang bertema cinta antara aku dan kamu masih tetap sama Bermakna rindu untuk hati tetap saling memiliki Bernuansa romantis untuk saling menjaga Teringat jelas bagaimana kamu merangkai kata akan cintamu untukku  Aku mencintaimu  Katamu yang sederhana makna indah untuk menakluk setiap egoku yang menggumpal  Tentang cintamu yang tulus kudapatkan saat  matamu mulai berkisah  Kata cinta darimu sungguh melebur hatiku yang sempat rapuh  Aku mencintaimu Setiap...

Nantikan Waktu Bersuara

Gambar
Nantikan Waktu Bersuara ------------------------------------------------- Oleh : Maria Yohana Juita Untuk yang terakhir kini aku hanya bisa menatap  Sejauh mana Kata indahmu menyesak hati ketika suaramu membisik telingaku Separuh raga kini terasa berat Saat kutahu akhir kata adalah pergi Pandangan membuyar seketika  Arus nadi berdegup begitu kencang Entahlah Harus kuterima dengan ikhlas Walau hati menentang yang seharusnya Luka yang tertanam begitu mendalam Tak terarah mencuat jiwa yang kemarin sangat damai Kini harus mengangguk seakan mengerti meski tak mengenal arti yang dipadukan Mungkikah  Akan jelas seperti cerita kemarin yang sempat diriuahkan mereka Tentang kita yang tak mampu meyakini Andai engkau sadar bagaimana keraguan mereka menguatkanku untuk terus bersamamu Bahkan sudah jelas bahwa tak ada alasan untuk saling menjauh Apakah seharusnya membenarkan  ramalan bahwa kita sebatas menjalani Desiran itu masih kusempatkan dalam simpulku dalam-Nya unt...

Merangkul Harapan

Gambar
Harapan Merangkul Kepastian Oleh : Maria Yohana Juita  Setiap jemari selalu menari berputar berkelana   Seperti naluri yang tiada henti mencari suara yang menggema Mencoba memahami meski mata tak bersambung ingin menata  Terarah menjembatani sikap yang membentengi makna Sembari kekuatan mendasari jiwa akan hari mendatang Tak sanggup meski tertatih akan terus mencoba dan menantang Mengkhawatirkan itu sudah biasa bukan berarti menyerah sebelum berjuang Selalu menunggu sembari cinta membayangkan esok menjelang Memikirkannya hingga menjadi suatu kewajiban Menatapnya seakan tak begitu jauh dari pandangan Membiarkan jari menggenggam namun tak semudah khayalan Menanti harapan beriringan menjumpai kepastian Menantinya seakan berlomba dengan waktu yang  bergantian Menggambarkan ribuan ilusi yang berdesakan menunggu giliran Menyatu seribu kepingan yang menjadi serpihan dari kenyataan Hentakan kaki yang berpijak memberi alunan sembari ketabahan Tebakan yang mem...

Terserah

Gambar
                            Terserah             Oleh : Maria Yohana Juita Terserah Saat tatapanmu memberi syarat Seakan menjelas ribuan teka-teki Yang menjai sukar saat bibir hendak berguman Dengan rintkan tanyamu yang menggumpal Alur rasamu yang belum dipastikan Diiringi ritme bertabur gundah Masih belum peka dengan rasa yang tak terbalas Terserah Caramu  yang melupa dan akhir meluka  Mengguncang enggan berkuutik  Tak mampu menyimpan canda yang menyeru hati Melahir luka yang mengeping hati semakin menyerbuk Senyummu melahir gagap disertai layu tak bersimpul Melupa cara hingga tak mengubah cerita Sempat membaik kini mengguncang hasrat yang kian hening Terselubung kata yang kian mengusik Terserah Diam dengan ratusan minta yang meronta Dengan tikungan yang menyinggung Semenjak rayumu masih menyebar  Mudah meluap mengenal jauh terpancing Seuntai kata memampuk...

Mencintaimu Dalam Diam

Gambar
  Mencintaimu Dalam Diam ------------------------------------------------ Oleh : Maria Yohana Juita Semenjak kemarin suara gemilangmu mencipta suka Lalu perlahan mekar seiring bisikan senyum dari ujung bibirmu Seakan menelusuri setiap gairah menerpa seraya menjamu Kini berbungkus sipu sedikit menggucang relung jiwa Ini sebatas rasa yang menggebu di sela rintikan rindu  Sembari mencoba pahami tentang nyata yang tak tersirat Tak henti meyelam ke dalam lautan rasa yang amat dalam Terpanah meleleh menatap  matamu  yang sedang berkisah  Tentang kita yang berdiam dalam rasa Merobek sedikit sela agar terlihat peka Nampaknya masih sedikit asing bagimu menoleh dan berasa Sulit memperoleh kisah yang  kini terjepit asmaramu Mebungkam sedikit kewajiban untuk dimiliki Hanya bisa melambai saat mata bersyarat Menemukan arti meski tak terasa sama Caraku mungkin tak jatuh dalam relungmu Hanya hambar terasa saat tak ditaburi sedikit peka Menemui kamu saat aku sun...