Kepungan Hasrat
Kepungan Hasrat
Oleh : Maria Yohana Juita
Dalam keheningan dari sudut kota
Aku berdiam menatap arah sedikit mengerti
Dengan kehampaan yang mengguncang ruas jiwa
Membenah diri akan sebuah reaksi
Seorang pribadi yang memiliki jutaan harapan dalam dentingan nadi yang berdenyut
Saat harapan sudah mulai memintaku untuk bergegas
Entah apa yang membuatku harus tetap berdiam dengan barisan tanya yang meronta
Semenjak saat itu menjadi kesempatanku untu melangkah
Meski terkadang aku harus bersuara meski tak seharusnya menyahut
Bagaimana aku lupa dan pura-pura diam saat ambigu meraja di keheningan?
Kemana aku harus melangkah saat aku tahu jalanan begitu asing untuk aku telusuri di sana?
Siapa yang akan menggandengku saat kesesakan itu mencuat akar keprcayaanku?
Bolehkah aku untuk sejenak menangis dan bercerita dengan-Mu?
Aku mencoba mengayuh sedikit lesuku
Untuk segera berbenah dalam kilau
Sedikit terasa saat hati mulai menggeming
Menyuara rasa dalam seluk harmoni
Penuh pujian
Memikaat hati yang kian membara
Mencakar raga dalam menjamu rasa
Aku yang bersua dengan bulir karsa
Yang tak peka dengan harapmu selama diam
Seraya menduga untuk menentang
Agar percaya tak pernah diambing ego
Hingga meluasa untuk bergegas
Hasrat hati
Tak mengapa jika itu terpaksa
Yang mungkin menang saat terjerat
Dalam sempat yang tak ternilai
Seperti rupa yang diukur menjadi keharusan
Mengapa dan kemana
Seperti kemarin yang menjadi asing
Sayap tertinggal di bawah kolong
Penuh tanda akan jejak esok
Mungkinkah
Sebuah ilusi yang tak bertepi
Menjelas tak beralas
Namun masih kutunggu
Jawabanmu untuk bersuara
Masih berharap melodimu bersyair kita
Komentar
Posting Komentar