Rahim Mama Pelipur Jiwa
Menyinar Tiada Batas
Oleh : Maria Yohana Juita Marsil, S.Pd
Waktu kini berlalu dengan pamitnya yang begitu sempit
Dalam tangkupan yang masih diandai seperti itu masih meronta
Dengan kelabu setiap detik yang berdetak yang semakin leluasa
Mencari dengan sejuta mengapa yang kian tak beralasan
Adakah makna yang masih tersirat yang masih bergantung tak jelas
Lantas siapa yang ditemui untuk sejenak menjelas sembari mejawab
Rasa gelisah yang meronta hingga menguras emosi tanpa sebab
Meruang dalam keadaan gelap yang nyaris hidup tak memberi arti
Luka mana yang sengaja dicampak hingga tak terlihat nyata
Dengan panca indra yang seharusnya dimanjakan dengan kasih
Hanya menggambar perih yang sudah sekian menggumpal
Harus diakui mingkin tak seharusnya dirasa oleh jiwa
Sejenak menatap ke arah yang jauh mencoba merenung
Dengan mengundang damai agar segera memihak
Mengisi kekosongan dalam setiap bulir jiwa retak
Sunyi tak menggambar kasih yang sekian meminta
Perlahan cahaya itu mulai memancarkan sinarnya
Membuat setiap sudut yang sempat asing
Menjelaskan dengan nyata tentang waktu yang lalu
Saat terbentuk dalam rahimmu hingga selama itu
Dalam balutan kini menyadarkan tentang kasihmu
Berkilau menjelaskan tentang menahan rasa sakit
Melindungi rahimu hingga terlihat baik adanya
Namun rasa sakit itu bukan hanya tentang rahim
Kepedihan dan luka kini menyatu dalam kepingan
Menggumpal semakin memuncak dengan tak berkasih
Mencari jalan hingga serpihan itu masih menebarkan harapan
Hingga mendoakanmu adalah bagian terbaik menyucikan rahimmu
Komentar
Posting Komentar